Kamu dan kucing

"Meski seperti es sekalipun, senyummu akan selalu aku kagumi." dari penganggum rahasiamu. 

           Pagi itu aku sedang berada didepan kelas. Kelas kita kebetulan saat itu berada dipojok, bersebelahan dengan perpustakaan sekolah. Kebetulan di hari itu kami sedang tidak ada pelajaran, alias jam kosong. Saat jam kosong sedang berlangsung, aku keluar kelas dan melihat-lihat setiap sudut dan koridor kelas. Beberapa temanku pada saat itu berada diluar. Kami berusaha untuk tidak membuat gaduh pada saat jam kbm, tentunya agar tidak ditegur oleh guru. 
            Setelahnya, kucing dari ujung koridor kelas datang menuju kelasku. Aku yang sedang memandang langit perlahan menunduk kearah bawah karena tali sepatuku terlepas. Lalu aku melihat sosok lelaki yang sedang menundukkan badan lalu setengah berjongkok untuk bermain dengan kucing itu. Raut wajahnya dingin seperti biasa. Sampai pada akhirnya aku tersenyum melihat kucing itu. Ia begitu lucu dan menggemaskan. Aku fokus melihat kucing itu sambil menali sepatu. Seketika lelaki itu tersenyum dan tertawa karena gemas dengan kucing itu. Oh.. sungguh.. Senyum macam apa itu? Mengapa membuatku ingin tersenyum juga? Aku melihatnya dan setelahnya kami bertatapan. 
             Aku terlampau malu. Secepat kilat aku terbangun dari menali dan pergi kearah kelas dengan usaha untuk menahan senyuman. Oh My God, senyuman semanis itu kenapa ia baru tunjukkan sekarang?! Lelaki yang dulu aku kagumi karena ke-kulkasannya ternyata memiliki senyum seindah itu? Ya kalau begitu aku jadi tidak heran jika teman sekelasku ada yang menyukainya. Bukannya hanya itu yang aku kagumi sebenarnya. Dia juga memiliki keahlian dalam bidang taekwondo, sepak bola, basket, renang dan bahasa inggris. 
             Bukan hanya keahliannya saja, pesona dan kharisma yang ia miliki cukup kuat dan cukup bisa menarik perhatian anak-anak gadis lainnya. Memiliki rahang yang tajam serta tubuh yang proporsional dan tinggi yang ideal membuatnya tambah lebih menarik. Mungkin akan sulit untuk menaklukan hati seorang pangeran berkuda putih. Ya, memang. Mantannya saja adalah gadis tercantik dikelasku. Sangat sangat sangat cantik. 
             Setelah peristiwa harus merelakan cinta pertama yang aku lalui selama hampir 3 tahun, ya disitu aku mulai tertarik dengan pangeran ini. Kucing dan dia, objek yang tidak akan aku lupakan. Tanpanya, aku mungkin akan masih uring-uringan karena menggalaukan cinta pertamaku. Ya, dia mungkin seorang penyelamat. Walaupun rasa sukaku ke dia tidak lama, namun berkesan. Bahkan saat smp saja aku harus bercerita ke orang-orang tentang dirinya agar terlihat seperti sudah benar-benar merelakan cinta pertamaku. 
              Setelah kejadian itu kami menjadi lebih dekat. Entah, sepertinya dia mulai terbuka. Aku senang sekarang ia sudah menjadi jauh lebih baik. Walaupun sudah tidak menjadi kulkas yang irit bicara dan tanpa ekspresi, sekarang ia menjalani kehidupan sosial yang lebih baik. Semoga di hari selanjutnya kita bisa bertemu dan berbincang lagi seperti kala itu. Walaupun memang kamu masih kaku, aku yang akan mengajakmu bicara duluan. Tenang saja. 

Terimakasih pernah menjadi kulkas yang aku kagumi.

Sincerely, 
Dhistya 

Komentar

Postingan Populer